Minggu, 31 Maret 2013

Prompt #7: Gosip




"saya bener-bener shock dengan berita ini.." perempuan setengah baya itu mengelus dada.

 "...ya gimana dong mbak, masak anak saya nikah nggak bilang sama saya, ibunya..." lanjutnya sambil membenahi penutup kepalanya.

"saya juga kaget mbak..." perempuan muda yang duduk di sampingnya angkat bicara.

 "saya kenal baik sama sepupu saya ini. Dia masih muda, kariernya lumayan. Nggak mungkin dia terburu-buru menikah kayak gini..."

 "...udah gitu nikahnya sama si Kipil. Pasti ada apa-apanya mbak...dia pasti kena pelet..." dia hampir berbisik.

 "...kalo nggak, mana mungkin sepupu saya yang cantik bisa jatuh cinta sama pelawak ini..."


 #efek nonton infotainment siang tadi

 Fiksi ini dibuat untuk belajar FF di MFF

Senin, 11 Maret 2013

{Prompt #5} Dilema


Roni menghempaskan lembaran itu ke lantai. Marni terdiam melihat Roni yang tampak gelisah.
"Tidak, jangan sekarang. Kasihan Ririn jika dia tahu tentang ini semua." Ucap Roni pada dirinya sendiri.
Marni memungut lembaran itu. Matanya perlahan menyusuri kalimat di dalamnya. Lembaran itu dilipatnya, kemudian membuka laci, dan meninggalkannya di sana. Hampir tanpa suara, diseretnya kursi lalu duduk di depan Roni. 
"Mas kecewa..." ujar Marni sambil meraih tangan suaminya.
Tidak ada jawaban. Marni hanya mendengar helaan nafas Roni yang berat. 
"Ririn udah gedhe mas... aku yakin dia bisa menerima kabar ini.."
"Coba baca ini..." Roni mengeluarkan HP dari saku, lalu menunjukkan sebuah pesan masuk pada Marni. 
"Dia yakin pasti diterima..." 
"ah, itu juga karna kau yang selalu menyemangati, hingga dia begitu berharap..." kata Marni dalam hati. Tak tega dia mengucapkannya. 

"Mungkin aku terlalu memaksakan kehendakku padanya. Dia terlalu penurut" Pandangan mata Roni sayu.
"Dia terlalu sayang pada ayahnya..." Marni mencoba tersenyum.
"Sampai mengorbankan keinginannya sendiri.." kata Roni sambil membalas senyum istrinya.
"Sudah...kan masih ada gelombang dua... nanti biar aku yang bicara..."Marni beranjak  keluar. 
"Sayang..." 
Marni menoleh..
"Sampaikan pada Ririn, dia boleh ambil jurusan apapun yang dia mau..."
Marni mengangguk.
Marni melenggang dengan ringan keluar kamar. Hatinya basah. 
Ya Allah, terima kasih, kau lunakkan hati suamiku.




Word count: 201
Fiksi ini dibuat dalam rangka belajar fiksi di grup  FB Monday FlashFiction