Sahabat itu adalah air.
meskipun emas lebih berharga dari air,
tapi faktanya manusia lebih membutuhkan air daripada emas
Setuju banget dengan quote di atas. Nggak bisa membayangkan hidup tanpa sahabat. Tanpa ada seseorang untuk berbagi senyum dan air mata. eh, serius amat..:)
ehm, sahabatku siapa ya... Kalau suami tidak dihitung, ini sahabat-sahabatku :
1. Ria
nama lengkapnya Ria Juli Damayanti. Dia adalah sahabat saat SMA. Berawal dari seringnya naik angkot - kalo di Surabaya kita bilangnya lyn (baca Len) - bareng, kami jadi dekat. Padahal nggak pernah sekelas lho. Tapi nggak tahu kenapa kami bisa sangat dekat. Dari Ria, aku belajar banyak tentang ketabahan dan kerja keras. Dengan kondisi ibu yang single parent, tak pernah sekalipun dia berkeluh kesah. Kondisi keluarga yang tak lengkap tidak lantas membuatnya meratapi nasib dan menyerah. I love you Ria..
Kami masih sesekali berhubungan, meskipun hanya lewat facebook atau sms.
2. Dwi, Ima, Jihan, Nurul, dan Siwi
Geng waktu kuliah. Sahabat-sahabat yang luar biasa. Dengan berbagai karakter yang nggak sama, kami bisa kompak. Aku lupa kapan awalnya kami "jadian". Yang pasti, makin mau lulus, kami makin lengket. Dengan saling support, kami Alhamdulillah bisa lulus kuliah tepat waktu, dan wisuda bareng. Kami masih berhubungan sampai sekarang, ya..tiga belas tahun setelah wisuda. Meskipun tidak intens sih.
3. mbak Fitri dan Hamidah
Dua orang terakhir inilah yang jadi sahabat selama kurang lebih sepertiga usiaku. Kalau sahabat-sahabat sebelumnya mengalami pasang surut, maka dua sahabat terakhir inilah yang intens bertemu dan berinteraksi denganku. Kami dipertemukan di tempat kerja (baca: sekolah) hampir sebelas tahun yang lalu. Mungkin karena usia yang tidak terpaut jauh, atau persamaan status saat itu (jomblo maksudnye..), kami jadi punya keterikatan satu sama lain.
Dan pola persahabanku mengalami transformasi. Tidak lagi bicara tentang naksir-naksiran, atau seru-seruan jalan bareng atau makan dimana...gitu. Sesekali iya sih. Tapi dari interaksi itu, aku belajar banyak hal. Sedikit banyak karakter dua sahabatku ini berkontribusi membentuk aku yang sekarang. Ya, kami selalu bertukar pandangan, saling mendukung, kadang-kadang juga saling adu argumen.
Tetapi yang pasti, mereka berdua menginspirasiku. Uniknya, menurut aku, mereka berdua punya karakter yang bertolak belakang. Mbak Fitri, perempuan jawa tulen, dengan segala ewuh pakewuhnya dan Hamida, perempuan keturunan Arab dengan tanpa tedeng aling-alingnya. Mereka berdua luar biasa, dengan caranya sendiri. Aku belajar untuk menenggang rasa, menekan amarah, dan mengeluarkan kelemahlembutan dari mbak Fitri. Dan aku belajar untuk lebih terbuka, lebih asertif dari Hamidah.
Kami juga saling mengingatkan dalam kebaikan. Mulai mencari ilmu-Nya, sampai memperbaiki ibadah harian. Sampai status jomblo kami berubah, kami tetap bersahabat.
Oh ya, baru seminggu yang lalu sahabatku Hamidah menikah dan suaminya memboyongnya ke kota lain. Sedih sih. Tapi segala sesuatu diciptakan dengan takdirnya masinng-masing. Begitu juga dengan persahabatan kami. Kami melepasnya dengan air mata haru dan bahagia, dengan banyak do'a untuk lembaran baru yang akan dilaluinya. Insya Allah kami sudah menguatkan diri untuk persahabatan jarak jauh. he..he..
Bersyukur banget, Allah telah memberikan sahabat yang silih berganti. Memberikan berbagai warna dalam kehidupanku. Mudah-mudahan Allah memberkahi persahabatan kita dan berkenan menjadikannya sebagai pahala silaturrahim.
"Tulisan ini diikutsertakan dalam GA "Siapa Sahabatmu" pada blog senyumsyukurbahagia.blogspot.com, hidup bahagia dengan senyum dan syukur"
Iya mbak, tanpa adanya sahabat sepertinya perjalanan hidup ini seperti kurang berarti :) karena dengan kehadiran mereka, yang bisa memperkaya pengalaman batin :) salam kenal ^_^
BalasHapussetuju...
Hapussalam kenal kembali, makasi ya mbak kunjungannya...:)
mereka suruh baca artikel ini dong, Mbak.. bagus banget :)
BalasHapussukses ya ikut GA-nya...
suruh baca ya mbak. he..he..
HapusAlhamdulillah, makasi ya mbak Diah :)