Selasa, 05 Desember 2017

Resep Botok Telur Mimi

Koyo Mimi lan mintuno

Pernah denger ungkapan itu? Kalau penganten jawa pasti hafal ya. Bebasan itu selalu muncul saat keluarga atau sanak saudara mengutarakan harapannya. Agar pengantin bisa mengarungi rumah tangga dengan akur-akur, selalu berdua bagaikan mimi dan mintuno. Cie cie

FYI, mimi adalah binatang laut yang selalu sepasang. Jadi dari sanalah bebasan itu berasal.

Eh tapi kita nggak bahas itu ya sekarang, masak dulu.. :D
Dua sejoli mimi ini punya telur yang enak banget buat diolah. Cus..



Resep Botok Telur Mimi

Bahan:
500 gr telur mimi
Setengah kelapa muda parut
Cabe rawit utuh
Tomat merah besar, iris
Serai ambil putihnya, diiris
Daun kemangi
Daun pisang untuk membungkus
Tusuk gigi

Bumbu Halus:
10 siung bawang merah
5 siung bawang putih
2 cabe merah
6 kemiri, sangrai
1 ruas jahe dan kunyit
2 ruas lengkuas
1 lembar daun jeruk, buang tulang daunnya
Garam dan gula


Cara Membuat:

1. Campur bumbu halus, ikan telur mimi yang sudah bersih dan kelapa parut
2. Masukkan irisan tomat dan sereh
3. Siapkan daun pisang, letakkan daun kemangi dan cabe rawit sesuai selera, masukkan adonan botok, semat dengan tusuk gigi
4. Lakukan sampai adonan habis
5. Kukus selama kurleb 30 menit
6. Botok Telur Mimi siap disajikan

Gimana, mudah kan.. udah gitu, rasanya gurih gurih sedap. Hmm.. :-)
Seperti biasa, untuk penyuka pedas, rawitnya bisa dihaluskan bersama bumbu halus lainnya.
Dimakan dengan nasi hangat, botok telur mimi ini dijamin bikin nagih.
Selamat memasak bunsis.. :-)

Rabu, 22 November 2017

Resep Kerang Sambel Goreng Kecap

Bikin kerang sambel goreng kecap yuk..


Bahan:

250 gr gram kerang kupas
4 siung bawang merah, diiris tipis
3 Siung bawang putih, dicincang halus
4 buah cabe hijau, iris serong
1 buah tomat, iris kasar
Cabe rawit (optional)
1 ruas jahe, iris tipis
2 ruas lengkuas, geprek
2 lembar daun salam
2 sdm kecap manis
2 sdm saus tiram
Gula garam, air  secukupnya
Minyak untuk menumis


Cara Memasak:

1. Tumis bawang putih dan bawang merah hingga harum
2. Masukkan jahe, lengkuas dan daun salam hingga harum
3. Masukkan cabe hijau dan tomat, tumis hingga layu
4. Masukkan kerang, aduk sebentar, masukkan kecap, saus tiram, gula garam, dan air.
5. Biarkan sebentar biar meresap,  aduk-aduk, tes rasa, matikan api.
6. Kerang sambel goreng kecap siap disajikan.



Untuk yang suka pedas cabe rawitnya bisa diiris serong juga ya bunsis. Tapi kalo kayak aku yang ada anak kecil di rumah cabe rawit nya biarkan utuh. Jadi semua bisa menikmati kerang sambel goreng kecap ini.

Yuk ah dicoba resepnya, sajian kaya protein ini dijamin endes. :-)

Source resep dari vemale

Minggu, 19 November 2017

ADIKKU, SERU JUGA!

Sungguh, Alif tidak  suka bermain dengan adiknya,  Aina. Aina itu menjengkelkan. Tidak seru. Tidak seperti Ilham temannya. Dan satu lagi, cengeng. Menurut Alif, Aina mudah  menangis.

Tapi kali ini Alif harus bermain bersama Aina, karena Ibu dan Ayah pergi. Dari kemarin Ibu sudah memintanya untuk menjaga adiknya. Jadi hari ini Alif akan mengajak Aina jalan-jalan. Pergi berpetualang  dengan  stoples di tangan. Aina senang sekali begitu tahu Alif  akan mengajaknya melihat ulat berubah jadi kepompong.

"Barang yang kupesan, sudah kau bawa, kan.." tanya Alif.

Aina membuka kain penutup keranjang yang dibawanya. Kemudian diangkatnya sebuah stoples plastik bekas berukuran sedang, lengkap dengan tutupnya. Senyum Alif melebar. Mereka siap bertualang.
Pipi Aina mulai hangat oleh sinar mentari, saat mereka sampai. Alif mengedarkan pandangannya.

"Itu dia", serunya seraya menunjuk pohon mangga di ujung barat.

Gambar diambil di sini


Alif melepaskan tangan dari Aina, lalu berlari. Aina mengikuti langkah-langkah kakaknya. Setelah melepas sepatu, Alif memanjat pohon itu. Aina mengangkat kepalanya. Matanya menyipit kena sinar matahari.

"Ada tidak, Kak.." Aina melihat tangan Alif masih sibuk menyibakkan dahan dan dedaunan di atas sana.

"Kakak yakin ini pohonnya ?" tanya Aina setelah beberapa waktu tidak mendengar suara Alif.

Tetap tidak ada jawaban. Kemudian Alif  turun  perlahan. Dari bawah, Aina bisa melihat tangan kanan Alif membawa sesuatu. Bergegas Aina mengeluarkan stoples dari dalam keranjang. Diletakkannya stoples itu di atas tanah. Diambilnya beberapa helai daun mangga di dalam stoples. Aina mengernyitkan dahi begitu melihat benda yang ada di tangan kakaknya.

"Kok.. sarang burung, Kak ?" Alis Aina bertaut.

"Sepertinya ulat kita sudah dimakan duluan oleh burung-burung, sebelum jadi kepompong."

Aina diam. Mata itu berkaca-kaca. Alif mulai kesal. Ah, gitu aja nangis. Baru saja dia akan mengungkapkan rasa kesalnya, ketika matanya menangkap sesuatu.

"Lihat..!" serunya sambil menarik tangan Aina.

Beberapa saat, mereka menatap benda di angkasa itu dengan takjub. Kemudian mereka berpandangan. Seperti dikomando, mereka bergegas merapikan barang bawaan, lalu berlari ke utara.
Mereka berlari melewati kebun mangga, kemudian menyeberangi jalan desa. Setelah dua kali berhenti karena keranjang yang dibawa Aina jatuh, merekapun sampai.

Terengah-engah, Alif membuka botol minum, meminumnya tiga teguk lalu mengangsurkan pada Aina.
Senyum mereka merekah. Aina mengikuti Alif menuju gerombolan orang-orang dewasa. Beberapa diantara mereka berpakaian hijau doreng. Aina berjalan di belakang Alif. Tangannya memegang kaos kakaknya. Mereka kemudian duduk di atas bongkahan kayu, beberapa langkah dari orang-orang itu.

"Seperti yang di televisi ya, Kak.." ujar Aina gembira.

Alif mengangguk. Mata mereka melihat angkasa. Parasut warna-warni membuat mereka hampir tak berkedip. Alif tersenyum membayangkan dirinyalah yang di atas sana.
Aina mengedarkan pandangan ke tanah lapang itu. Matanya berhenti pada semak-semak di ujung. Semak itu bergerak-gerak. Aina beringsut perlahan meninggalkan Alif. Tanpa suara, Aina berjingkat mendekati semak. Antara kaget dan senang, dia memekik melihat seekor kelinci putih di hadapannya. Pekiknya berlanjut ketika beberapa saat kemudian kelinci itu lepas.
Tiba-tiba saja Alif sudah di belakangnya. Tawanya lepas melihat adiknya mengejar kelinci itu. Alif mencoba menghalau dari arah berlawanan. Mereka saling membantu menangkap binatang bertelinga  panjang itu.

Alif jadi ingat dongeng keluarga semut yang diceritakan ibu tiga hari yang lalu.
Mereka berdua tertawa-tawa. Kelinci putih itu seperti menikmati berkejaran dengan dua kakak beradik itu. Sesekali Aina menjerit-jerit kegirangan. Kuncir rambutnya bergoyang-goyang. Mukanya lucu. Alif jadi geli melihatnya. Ah, ternyata main sama Aina seru juga.

Rabu, 01 November 2017

resep udang kembang kol asam manis

Sejak full di rumah, aku jadi makin rajin masak lho. Ya iya lah, pengangguran ini. Hehe.. Dan karena sering masak, aku juga jadi lebih berani coba-coba resep gitu. Orang rumah lah yang jadi korban eksperimenku. Untungnya mereka tabah ya.. ha ha

Nah, kali ini aku coba bikin udang asam manis. Jadi ceritanya, mau bikin gimbal urang, semacam peyek udang tapi adonan tepungnya lebih banyak dan tebal. Macam bakwan tapi cuman isi udang tanpa sayur. Kapan kapan bikin posting resepnya ya.. 
Setelah buka kulkas, ternyata udangnya lumayan gede. Eman lah kalau digimbal. *emak-emak perhitungan. :D
Akhirnya kepikir buat bikin resep udang asam manis. Etapi udangnya kok dikit. Mana cukup buat makan orang serumah. *si emak ngitung lagi. 
Beruntungnya, ada sisa kembang kol di kulkas. Yasud, kita eksekusi deh. Ini nih resep udang kembang kol asam manisnya;

Bahan:
1/4 kg udang ukuran sedang (kalo ada yang besar lebih mantap)
Kembang kol sesuai selera (kalo aku pake satu wadah bekas kotak es krim)
Bawang merah 5 siung
Bawang putih 3 siung
Cabe merah 5 buah
Tomat 2 buah
Merica bubuk
Saos tomat
Saos sambel
Gula
Garam
minyak untuk menumis

Cara membuat:

1. Haluskan cabe merah dan tomat
2. Keprek bawang putih, tumis hingga harum
3. Masukkan irisan bawang merah, tumis sebentar, masukkan bumbu yang sudah dihaluskan, tumis hingga harum
4. Tambahkan air, tuang saus tomat dan saus sambel, saus tiram, gula dan garam, tes rasa
5. Masukkan kembang kol, tunggu tiga menit, masukkan udang
6. Aduk-aduk sebentar, matikan kompor
7. Udang kembang kol asam manis siap disajikan

Voila, inilah penampakan udang kembang kol asam manis ala ala :D
Maapken kalo fotonya kurang menarik ya.. he he..



Gampang kan masaknya..
Oh ya, saat udangnya udah dimasukin, masaknya sebentar aja ya. Biar rasa udangnya tetep fresh dan manis.

Selamat mencoba..
Have  a great fun cooking ya bunda..:-)

*Tulisan ini adalah tugas pekan pertama (yang sangat terlambat :-) ) dari kelas NGEBLOG SERU 3 bersama cik gu Naqiyyah Syam

Jumat, 27 Oktober 2017

mudahnya desain blog sendiri

Alhamdulillah, bisa masuk rumah lagi nih. Tiga tahun nggak disambangi sodara. Hehe. Nih blog uda bedebu dan penuh sarang laba-laba. *ambil penebah sama kemucing.

Jadi ceritanya, bulan ini berkesempatan ikut kelas Ngeblog Serunya mbak Naqiyyah Syam, founder tapis blogger. Niatnya sih, biar bisa semangat nulis lagi. Insyaallah.. 

Pas dapet materi tentang desain blog, sebenarnya aku nggak terpikir untuk mendesain ulang blog ini. Secara tampilan blog ini uda oke, menurutku sih. Dan seingatku, waktu itu, pas awal bikin blog, lumayan riweh juga pas desain. Tapi setelah menyimak materi dan mengikuti diskusi kelas, aku berubah pikiran. Yes, aku harus mendesain ulang blog ini. Alasan terbesarnya sih, kalo dipandang-pandang, tampilan blog ku agak-agak sendu gimana gitu. Jadi susah move on. *halah
Ini nih tampilan blog ku sebelumnya.


Dan dengan berat hati, aku mendesain ulang. Pilih tema sederhana dengan background putih. Biar yang berkunjung enak bacanya. Nggak butuh waktu lama kok buat desainnya. Tinggal ngikuti langkah-langkah yang dipandu mbak Naqi. Yang lama tuh milihnya. Milih temanya, tata letaknya, ganti deskripsi blog.

Sabtu, 15 Maret 2014

My Avilla, sebuah novel tentang pencarian Tuhan

Sebenarnya udah lama banget pengen bikin review dari buku yang udah dibaca. Tapi baru sekarang kesampaian. Dengan ikut IRC 2014, mudah-mudahan bisa terpaksa belajar  bikin review setiap abis baca buku. Jadi, this is my first review..

Judul            : My Avilla
Penulis         : Ifa Avianty
Penyunting   : Asri Istiqomah
Penerbit       : Indiva Media Kreasi
Tebal Buku  : 184 halaman
Tahun Terbit : 2012
ISBN           : 978-602-8277-49-5


Fajar yang sejak kecil menderita low vision, dan mengalami perlakuan tidak adil dari mama dan kakak yang malu dengan kondisinya, tumbuh menjadi pemuda pendiam, pemalu, canggung dan tampak sedih (hal 51). Berbeda dengan Margriet yang ceria, cerdas, selalu berprestasi dan idola semua orang saking baiknya
(hal. 26).

Dua orang yang sangat bertolak belakang. Kesamaan mereka hanyalah kegelisahan mereka akan konsep tuhan dan beragama yang mereka anut (hal 56). Kesamaan yang membawa mereka pada dialog mengenai Tuhan. Dialog yang membuat mereka dekat dan saling menaruh hati. Fajar yang pertama mengungkapkannya. Tapi meskipun sadar akan perasaannya, Margriet tentu saja menolaknya. Selain menyadari bahwa sebagai muslimah, tidak mungkin dia memelihara virus merah jambu itu, ada alasan lain yang tidak terbantahkan. Yaitu bahwa Fajar terpaut empat tahun di bawahnya, dan Trudy, adiknya sangat menyukai Fajar.

Kisah berikutnya mengenai Fajar yang akhirnya meninggalkan luka hatinya karena ditolak Margriet dan melanjutkan pencarian akan kegelisahannya  hingga mengambil studi di Roma. Juga kisah move on nya Margriet hingga menikah dengan Phil, teman mengajarnya di kampus, muallaf yang bersungguh-sungguh menjalankan agama.

Takdir kemudian mempertemukan Fajar dan Margriet kembali. Setelah kematian ayah Fajar, kecelakaan Trudy, Sakitnya Fajar dan kematian Phil. Dan tentunya setelah perjalanan mereka mencari Tuhan dengan cara mereka masing-masing.

Novel "My Avilla" adalah juara III Lomba Penulisan Novel Inspiratif Indiva 2011. Di samping karena menang lomba, nama penulisnya pun udah jaminan toh..:)
Di sampul belakang, disebutkan bahwa

"Novel ini adalah novel drama cinta nan romantis. Tentu saja cinta yang memberikan lautan inspirasi."

Setuju dengan statement tersebut. Ceritanya memberi inspirasi mengenai cara kita meyakini agama yang kita anut. Setidaknya setahuku, kita emang dilarang untuk taklid buta. Yap, memahami agamapun perlu ilmu. Dan tokoh-tokoh dalam novel ini menggambarkan para pencari Tuhan.

Di samping tentang pencarian Tuhannya, seperti yang tadi aku bilang. Ini novel drama banget. Bikin termehek-mehek juga lho.. Coba baca saat Fajar nekat ndatengin Margriet di kampusnya.

"Saya..akan menunggu..sampai kamu siap..."
"Oh, please, saya nggak akan pernah siap untuk ini. Untuk hubungan aneh ini, Jar. Jangan pernah tunggu saya."

Tenang aja, waktu itu, mereka nggak berdua kok, ada Luna, sahabat Margriet bersama mereka. :)

Oh ya, ada yang terlewat. My Avilla, judul novel ini, diambil dari panggilan Fajar untuk Margriet. Avilla adalah nama tengah Margriet yang berarti my angel. so sweet banget kan.. he..he..

Dan suka banget dengan kalimat di akhir halamannya.

Kebahagiaan itu sesungguhnya sederhana. Dia ada di hati yang bersyukur, dan ketulusan mencintai serta memafkan.

Sabtu, 23 November 2013

Menggambar Yuk..

Hari sabtu kemarin, aku ikut Lomba Menggambar dan Mewarnai  Bersama Orang Tua yang diadakan TK Al-Irsyad (sekolah Adek-anak keduaku-). Undangan kuterima tiga hari sebelumnya. Di undangan tertera temanya adalah Keluarga Ceria. Waduh, sempet bingung juga. Ini tema acara apa tema gambar ya.. Waktu itu sempat mau telfon ibu gurunya tapi entah kenapa akhirnya ngga jadi.


Sebenarnya ini acara tahunan. Berhubung masnya juga sekolah di TK yang sama, jadi aku tahu kalau ini acara rutin. Dua tahun sebelumnya menggambar dengan media topi. Tahun berikutnya tas bekal. Nah yang ini, ngga ada clue medianya. Jadi aku menyimpulkan mungkin di kertas gambar biasa. Sekarang masalahnya nanti apa ya yang aku gambar..

Aku tidak bisa menggambar. Tapi kalau ada contoh gambar, insya Allah bisa lah meskipun ngga bagus :)
Waktu itu au sempat nggodain Adek.
"Dek, bunda kan ngga bisa gambar.. Ntar bunda bikin donat aja ya, boleh?"
Dia menjawab dengan polosnya "Boleh, nggambar apa wae boleh, sak karepe bunda." He..he..aku langsung  ngakak.

Hari Jumat sempat browsing-browsing bahan gambar yang sekiranya mudah dicontoh. Ya, ketemunya gambar kartun deh. Ok, besok tinggal nunut ngeprint di sekolah dan dibawa wakttu lomba. Tapi akhirnya rfencananya gagal. Karena satu dan lain hal. akku ngga jadi ngeprint gambar tersebut. Dan jadilah, sabtu pagi kita hanya bawa Crayon.

Sampai di TK, wah, udah rame. Maklum aku telat setengah jam dari undangan. Ibu-ibu, bapak-bapak, bercampur baur dengan anak-anak mereka. Oleh penerima tamu, aku dipersilakan langsung menuju kelas Adek. Mungkin untuk menerima kertas gambar, pikirku. Sambil jalan ke kelas Adek di bagian belakang, kulihat kelas-kelas penuh, lorong juga.

Dan ketika dapat tempat dan kertas gambar, akupun bingung. Mau nggambar apa nih.. Pasalnya, waktu tengok kanan kiri, wah, nih ibu-ibu gambarnya bagus-bagus. Dan lihatlah apa yang mereka gambar. KELUARGA. Yang berarti ada ayah, ibu, dan anak. Mirip-mirip gambar iklan keluarga berencana gitu. he..he.. Agak geli juga melihat ada ibu-ibu yang samapai menjiplak gambar gitu. Pantesan gambarnya bagus banget.(Hush..)

Beberapa menit setelah duduk, aku belum mulai menggambar. Dan agaknya Adek menangkap ketidaksiapanku ini. Aku tersenyum liat dia manyun. Dan mataku tertumbuk pada (apaan coba..) gambar di kotak crayon yang kami bawa. Yes, alhamdulillah ada yang bisa dicontoh. Ehm, agakk ragu juga. Nih ibu-ibu di samping gambarnya foto keluarga semua. Nah aku mau gambar laut. Waduh, ngga pa pa deh. Bismillah..

Adek yang pertama protes waktu dia liat sketsaku. Sepertinya dia juga membandingkan dengan gambar teman-temannya.
"Dek, ini kan disuruh gambat keluarga sama bu Guru.. Nah, ini gambar bunda, keluarga laut. Ada keluarga kura-kura, keluarga ikan, ya.." Aku cemas juga, bukan masalah menang atau ngga, tapi  khawatir kalau Adek kecewa dengan gambaranku. Ngga seru dong kalau dia ngga seneng. Tapi alhamdulillah, dia kemudian ngangguk-angguk sambil tersenyum. Akhirnya dia pamit main, dan bilang akan datang kalau bunda selesai menggambar untuk mewarnai.


Dengan perjuangan keras akhirnya gambarku jadi. Biar menghindari kontroversi (halah..:p) gambar itu kuberi judul "Keluarga Biota Laut" . Dan Adek dengan semangat mewarnai gambarku yang... ya, gitu deh. Setidaknya hari ini we have a good time together. Ada sesuatu yang ngga bisa diceritakan saat dia datang bawa teman-temanya untuk merubungi aku, lalu menunjukkan gambar yang  aku buat. Senang sekali melihat anak-anak itu berlarian kesana kemari, melihat Mamanya si A, atau Ayahnya si B menggambar ini dan itu buat mereka. Kayaknya ngga perlu piala untuk membuat mereka bahagia. Dan bagiku, melihat senyum keceriaan mereka melebihi piala apapun.